Cara Menolong Orang Tenggelam
Kasus korban tenggelam baik di sungai, danau, kolam atau laut sering
terjadi dengan korban yang mungkin hanya satu orang sampai yang ratusan
orang. Apalagi ditinjau dari faktor geografis indonesia yang terdiri
dari kepulauan (dikelilingi laut) dan dialiri oleh banyak sungai besar
dan kecil.
Cukup banyak faktor yang menyebabkan seseorang tenggelam, bisa karena
bencana seperti diseret banjir, karena olahraga seperti arung jeram atau
renang atau karena musibah seperti tenggelam sebuah kapal serta banyak
hal lain.
Nah bagi sobat yang menemukan kasus untuk korban tenggelam, ada satu hal
penting yang harus sobat ingat yaitu penolong bukanlah seorang
superhero yang selalu bisa menyelamatkan jiwa orang lain.
Namun jika memang sobat mempunyai keahlian dan dengan rasa kemanusiaan
berkeinginan keras untuk menolong itu adalah hal yang sangat mulia, tapi
sebelum memberikan Pertolongan Pertama terhadap korban tenggelam ada
beberapa hal yang harus selalu diingat, diketahui dan dilaksanakan oleh
seorang penolong, yaitu:
Penolong harus terlebih dahulu mengamankan diri sendiri sebelum
memberikan pertolongan kepada korban. Mengapa hal itu harus dilakukan?
Karena biasanya korban tenggelam akan mengalami kepanikan dan cenderung
akan menggapai, memegang atau merangkul benda-benda disekitarnya serta
meronta-ronta guna menyelamatkan dirinya. Hal ini sangat berbahaya jika
si penolong tidak siap dengan kondisi tesebut.
Penolong ketika menjumpai korban tenggelam sebaiknya segera mencari
bantuan terdekat, sambil terus berusaha untuk mengamati kondisi korban.
Penolong tidak berusaha untuk memberikan Pertolongan Pertama di air,
karena itu sangat berbahaya tapi memberikannya setelah sampai ditempat
yang aman di darat.
Nah ketika hal di atas telah menjadi panduan bagi penolong, maka
penolong dapat melakukan tindakan untuk melakukan pertolongan. Adapun
bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi menjadi dua jenis, yaitu
untuk korban sadar dan korban tidak sadar.
Korban Sadar
Penolong tidak boleh langsung terjun ke air untuk melakukan
pertolongan. Ingat bahwa korban dalam keadaan panik dan sangat berbahaya
bagi penolong. Sedapat mungkin, penolong untuk selalu memberikan respon
suara kepada korban dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin juga
pelampung dan benda lain yang bisa mengapung disekitar lokasi kejadian
yang bisa digunakan untuk menarik korban ke tepian atau setidaknya
membuat korban bisa bertahan di atas permukaan air.
Aktifkan sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT). Bersamaan
dengan tindakan pertama di atas, penolong harus segera mengaktifkan
SPGDT, untuk memperoleh bantuan atau bisa juga dengan mengajak
orang-orang yang ada disekitar tempat kejadian untuk memberikan
pertolongan.
Jika memang ditempat kejadian ada peralatan atau sesuatu yang bisa
menarik korban ketepian dengan korban yang dalam keadaan sadar, maka
segera berikan kepada korban, seperti kayu atau tali, dan usahakan
menarik korban secepat mungkin sebelum terjadi hal yang lebih tidak
diinginkan. Setelah korban sampai ditepian segeralah lakukan pemeriksaan
fisik dengan terus memperhatikan ABC untuk memeriksa apakah ada cedera
atau hal lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa korban dan segera
lakukan Pertolongan Pertama kemudian kirim ke pusat kesehatan guna
mendapat pertolongan lebih lanjut.
Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban, maka
penolong bisa segera terjun ke air untuk menghampiri korban. Tapi harus
diingat, penolong memiliki kemampuan berenang yang baik dan menghampiri
korban dari posisi belakang korban.
Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan, maka
segera tarik (evakuasi) korban dengan cara melingkarkan salah satu
tangan penolong pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau bisa
juga dengan menarik krah baju korban (tapi ingat, hal ini harus
dilakukan hati-hati karena bisa membuat korban tercekik atau mengalami
gangguan pernafasan) dan segera berenang mencapai tepian. Barulah
lakukan Pertolongan Pertama seperti pada no. 3 di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar