Pengujian sindrom Down pada bayi yang masih dalam kandungan di Swiss,
menuai kontroversi dari berbagai pihak karena dikhawatirkan dapat
menyebabkan lonjakan tindak aborsi. Tetapi baru-baru ini, pengujian
sindrom Down tersebut mulai mendapat lampu hijau.
Pengujian
tersebut dilakukan dengan melakukan penyaringan sampel darah wanita
hamil untuk mengetahui risiko sindrom Down pada janin yang dikandungnya.
Mulai pertengahan bulan Agustus 2012, pengujian tersebut mulai dibuka
untuk umum.
Pengujian ini diklaim dapat mendeteksi 95 persen
kasus sindrom Down jika dilakukan pada semester pertama kehamilan.
Perusahaan yang melayani pengujian tersebut menyatakan bahwa pihaknya
mendapatkan permintaan yang tinggi dari para dokter dan calon ibu di
Swiss.
Sebentar lagi alat uji tersebut juga akan dipasarkan di
Jerman, Austria dan Liechtenstein. Namun The International Federation of
Down's Syndrome Organisations menolak alat uji tersebut dan
memperkarakan hal tersebut hingga ke pengadilan HAM di Eropa.
Alasannya,
karena hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan tindak aborsi jika
hasil tes menunjukkan bahwa sang ibu mengandung bayi yang menderita
sindrom Down.
Mengenali kondisi manusia yang cacat terlalu dini
dan tidak memberikan hak hidup adalah tindakan yang melanggar hak asasi
manusia.
Wanita yang hamil di usia tua memiliki risiko bayi
dengan peningkatan sindrom Down yang lebih besar. Sindrom Down ini
disebabkan karena seseorang memiliki tambahan salinan kromosom 21.
Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi perkembangan fisik bayi yang normal
tetapi juga menyebabkan kesulitan belajar sedang sampai parah seumur
hidupnya.
Setelah melalui proses diskusi yang panjang, akhirnya
wanita diperbolehkan untuk melakukan aborsi setelah minggu ke-24
kehamilan jika bayinya menderita sindrom Down.
Sejak tahun 2003,
semua wanita hamil di Inggris telah ditawarkan untuk menjalani skrining
sindrom Down. Namun, hanya wanita yang dinilai berisiko tinggi saja yang
dapat menjalani tes diagnostik, sehingga tidak semua kasus yang
diangkat.
Seperti dilansir dailymail, Selasa
(31/7/2012), dari tahun 2007 sampai 2008, ada sekitar 1.843 kasus
sindrom Down yang didiagnosis selama kehamilan dan sebanyak 743 bayi
dilahirkan dengan kondisi sindrom Down.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar