LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN ANAMNESIS
DAN PEMERIKSAAN FISIK PADA PENYAKIT JANTUNG
Langkah-Langkah Dalam Pembuatan Anamnesis :
Salah satu sistematika yang lazim dilakukan dalam membuat anamnesis adalah :
1. Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap
2. Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat kemudian ditanya keluhan tambahan
3. Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien menunjukkan gejala pertama sampai saat dilkuakan anamnesis
4. Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung dengan penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya
5. Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
6. Riwayat kelahiran
7. Riwayat makanan
8. Riwayat imunisasi
9. Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga
Dengan cara ini dapat diketahui gambaran penyakit pasien dan tumbuh kembangnya juga
1. IDENTITAS PASIEN
· Merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis
· Untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud
· Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal, baik secara medis, etika maupun hukum
* Nama Harus jelas dan lengkap
1.1 Umur
- Perlu karena setiap periode usia anak ( neonatus, bayi, pra sekolah, sekolah, akil balik )
- Untuk menginterpretsikan apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut sesuai dengan umurnya
1.2 Jenis Kelamin
Untuk
penilaian data pemeriksaan klinis. Misalnya : Nilai-nilai baku,
insidens seks, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jenis kelamin
1.3 Nama Orang tua
Harus jelas, agar tidak keliru dengan orang lain
1.4 Alamat
Harus jelas dan lengkap agar :
o Sewaktu-waktu dapat dihubungi. Misal : Dalam keadaan gawat
o Setelah pasien pulang mungkin perlu kunjungan nanti
o Daerah tempat pasien juga mempunyai arti epidemiologis. Misal : penyakit malaria
1.5 Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua
Dapat menggambarkan keakuratan data
1.6 Agama dan Suku Bangsa
- Memperlihatkan perilaku seseorang tentang kesehatan penyakit
- Kepercayaan dan tradisi dapat menunjang atau menghambat hidup sehat
- Beberapa penyakit juga mempunyai prediksi rasial tertentu
2 RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan
utama yiatu : Keluhan yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan
utama ini tidak harus sejalan dengan diagnosa utama. Misal : Seseorang
yang tidak bisa berjalan, ternyata dalam pemeriksaan selanjutnya
menderita tumor ginjal
2.1 Riwayat Perjalanan Penyakit
§ Harus disusun secara kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai dibawa berobat
§ Bila sudah berobat sebelumnya, ditanyakan kapan, dengan siapa, serta obat apa yang telah diberikan
§ Perkembangan penyakit kemungkinan terjadinya komplikasi, gejala sisa
§ Pada penyakit menular dikatakan apakah disekitar tempat tinggal anak ada yang menderita penyakit yang sama
§ Pada penyakit keturunan perlu ditanyakan apakah saudara sedarah ada yang mempunyai penyakit alergi
§ Ditanyakan
keadaan atau penyakit yang mungkin berkaitan dengan penyakit sekarang.
Misal : Penyakit kulit yang mendahului penyakit ginjal atau infeksi
tenggorokan yang mendahului penyakit jantung
§ Keluhan dan gejala tambahan ditanyakan secara teliti
2.2 Perlu diketahui mengenai keluhan / gejala sbb :
ü Lamanya keluhan berlangsung
ü Bagaimana sifat-sifat terjadinya gejala, apakah mendadak, perlahan-lahan, atau terus menerus
ü Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya. Menetap, menjalar, menyebar
ü Berat ringannya keluhan. Apakah menetap, bertambah berat atau berkurang
ü Apakah keluhan tersebut baru pertama kali / sudah pernah sebelumnya
ü Apakah terdapat saudara sedarah yang menderita keluhan yang sama
Pemeriksaan Fisik Jantung
1. Inspeksi
Dilakukan
inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang atau dalam
posisi sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit
ditemukan misalnya pada stenosis mitral. dan pemeriksa berdiri disebelah
kanan penderita. Memperhatikan bentuk prekordial apakah normal,
mengalami depresi atau ada penonjolan asimetris yang disebabkan
pembesaran jantung sejak kecil. Hipertropi dan dilatasi ventrikel kiri
dan kanan dapat terjadi akibat kelainan kongenital.
Mencari
pungtum maksimum, Inspirasi dalam dapat mengakibatkan paru-paru
menutupi jantung, sehingga pungtum maksimimnya menghilang, suatu variasi
yang khususnya ditemukan pada penderita emfisema paru. Oleh kerena itu
menghilangnya pungtum maksimum pada inspirasi tidak berarti bahwa
jantung tidak bergerak bebas. Pembesaran ventrikel kiri akan menggeser
pungtum maksimum kearah kiri, sehingga akan berada diluar garis
midklavikula dan kebawah. Efusi pleura kanan akan memindahkan pungtum
maksimum ke aksila kiri sedangkan efusi pleura kiri akan menggeser
kekanan. Perlekatan pleura, tumor mediastinum, atelektasis dan
pneumotoraks akan menyebabkan terjadi pemindahan yang sama. Kecepatan
denyut jantung juga diperhatikan, meningkat pada berbagai keadaan
seperti hipertiroidisme, anemia, demam.
2. Palpasi
Pada
palpasi jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan
dilakukan perabaan diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of
masksimal impulse , normal terletak pada ruang sela iga (RSI) V
kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (medial dari apeks
anatomis).
Pada
bentuk dada yang panjang dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI
medial dari garis midklavikular, sedang pada bentuk dada yang lebih
pendek lebar, letak iktus kordis agak ke lateral. Pada keadaan normal
lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2.
Bila
kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic
lift, systolic heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan
teraba lebih melebar. Getaranan bising yang ditimbulkan dapat teraba
misalnya pada Duktus Arteriosis Persisten (DAP) kecil berupa getaran
bising di sela iga kiri sternum.
3. Perkusi Jantung
Cara Perkusi :
Batas
atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang
interkostal III/IV pada garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan
pekak jantung absolut perlu dicari untuk menentukan gambaran besarnya
jantung. Pada kardiomegali, batas pekak jantung melebar kekiri dan ke
kanan. Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan apeks kordis bergeser ke
lateral-bawah. Pinggang jantung merupakan batas pekak jantung pada RSI
III pada garis parasternal kiri.
Kardiomegali
dapat dijumpai pada atlit, gagal jantung, hipertensi, penyakit jantung
koroner, infark miokard akut, perikarditis, kardiomiopati, miokarditis,
regurgitasi tricuspid, insufisiensi aorta, ventrikel septal defect
sedang, tirotoksikosis, Hipertrofi atrium kiri menyebabkan pinggang
jantung merata atau menonjol kearah lateral. Pada hipertrofi ventrikel
kanan, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri
atas. Pada perikarditis pekat jantung absolut melebar ke kanan dan ke
kiri. Pada emfisema paru, pekak jantung mengecil bahkan dapat menghilang
pada emfisema paru yang berat, sehingga batas jantung dalam keadaan
tersebut sukar ditentukan.
4. Auskultasi Jantung
Auskultasi
ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi
(getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung
dan kejadian hemodemanik darah dalam jantung.
Alat
yang digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece, tubing dan
chespiece. Macam-macam ches piece yaitu bowel type dengan membran,
digunakan terutama untuk mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang
tinggi; bel type, digunakan untuk mendengar bunyi-bunyi dengan frekuensi
yang lebih rendah.
Beberapa aspek bunyi yang perlu diperhatikan :
a) Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran.
b) Kerasnya (intensitas), berhubungan dengan ampitudo gelombang suara.
c) Kualitas
bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan
bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi
yang terdengar. Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga
terdengar bunyi akibat kejadian hemodemanik darah yang dikenal sebagai
desiran atau bising jantung (cardiac murmur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar