HUROLCK (PERKEMBANGAN EMOSI)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi
yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi
bicara ia sudah mengembangkan emosi heran,
malu, gembira, marah dan takut.
Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh
faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung
dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya.
Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar
terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi
oleh harapan orang tua dan lingkungan.
menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera. Kemampuan
intelektual lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat
mengantisipasi kegiatan rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi
yang ia tangkap sewaktu menyiapkan makanannya. Berarti dengan bunyi ini
sebentar lagi ia akan diberi makan, ia akan dengan sabar dan tidak
menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan
sangat mempengaruhi perkembangan intelegensia. Perkembangan intelektual
tidak dapat berkembang sebelum pola pikir terbentuk, stimuli sensoris
dan motoris diperlukan sebelum untuk memberikan “pengetahuan”.
Pengetahuan ini didapat dari pengalaman bergerak, meraba, suara,
penglihatan dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi. Imajinasi
ini tidak akan terjadi apabila anak tidak dikenalkan dengan semua hal
baru, memperhatikan benda nyata. Lebih lanjut Pulaski menjelaskan
teorinya dengan membagi tahapan perkembangan intelektual menjadi :
Tahap I : Sensorimotorik (lahir – 2 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan
benda-benda untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima
rangsangan berupa pasif tetapi juga memberi jawaban terhadap rangsangan .
tersebut. Jawaban ini berupa refleks-refleks. Refleks ini diperlukan
unutk mempertahankan hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin.
Dengan refleks dalam bentuk gerak motorik memungkinkan bayi untuk
berkomunikasi dengan lingkungannya.
Tahap II : Pre Operasional ( 2 – 7 tahun)
Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik
menjadi pre operasional. Pada pre operasional anak mampu menggunakan
simbol-simbol, yaitu menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu,
sekarang dan yang akan terjadi segera. Tingkah laku anak berubah menjadi
egosentrik.
Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)
Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah,
mengelompokkan fakta-fakta serta anak telah mampu berpikir dari sudut
pandang orang lain. Ia dapat berpikir secara abstarak, dan mengatasi
persoalan secara nyata dan sistematis. Contoh : anak dapat menghitung
walaupun susunan benda diubah serta mengatahui jumlahnya tetap sama.
Tahap IV : Format Operation (11 – dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak
dan hipotesis. Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan
atau mungkin terjadi. Perkembangan lain pada masa remaja ialah
kemampuan untuk berpikir sistematis dan memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu,perkembangan
intelektual juga dapat diukur dengan kemampuan anak menggunakan
kata-kata. Interaksi orang tua, anak dan dengan lingkungannya akan
menentukan perkembangan bahasa anaka. Dengan kata lain apabila interaksi
ini maksimal akan menyebabkan anak dapat bicara lebih cepat sedangkan
apabila interaksi kurang maka akan memakan waktu untuk mulai bicara.
Perkembangan Emosi dan Sosial
Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap yang
dicerminkan dalam tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai
kepribadian yang sehat apabila ia mampu untuk memberi kasih sayang,
mencapai sesuatu yang ia inginkan dan menjadi interdependent pada
fungsinya. Hal ini dicapai melalui proses dalam kehidupan.
Sejak ia lahir, masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang mesti ia
selesaikan sebelum ia melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.
4. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan bahwa :
Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang sebagai aktifitas yang menyenangkan.
Insting seksual memainkan peranan penting dalam perkemabngan kepribadian.
Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana
setiap fasenya mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini
berjalan secara kontinyu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar