Senin, 12 November 2012

wrek it ralph

 Ini kisah tentang petualangan tokoh-tokoh dalam game online di sebuah pusat game.  Sebut saja, Ryu dan Ken dari Street Fighter atau si landak berkaki cepat, Sonic, keluar dari rutinitas mereka dan berkunjung ke game lainnya. Petualangan inilah yang dicoba dihadirkan  Disney lewat film terbarunya, Wrek it Ralph.



Kisah bermula dari Ralph, tokoh antagonis dari permainan Fix-ut Felix, Jr., yang bosan menjadi tokoh jahat dalam sebuah game. 
Ralph juga diperlakukan layaknya seorang kriminal oleh gamers (pecinta game) dalam permainan tersebut. 

Puncaknya saat permainan tersebut merayakan hari jadinya yang ke-30 tanpa Ralph. Dengan sedikit 'paksaan' Felix mengajaknya masuk, tapi tokoh lain menolak. Mereka mengajukan satu syarat untuk bisa diterima, yakni membawa medali emas.

Ralph pun bertualang ke permainan Hero's Duty karena ia mengetahui pemenang dalam permainan tersebut akan mendapatkan sebuah medali. Di tengah permainan, Ralph menyusup masuk dan berhasil mencuri medali tersebut. Sayang sebuah kecelakaan terjadi, ia terdampar ke permainan Sugar Rush.

Ia tak sendiri, serangga mematikan dari Hero's Duty ikut bersamanya. Ralph juga kehilangan medalinya di Sugar Rush. Medali tersebut ditemukan oleh Vanellope, tokoh game berusia 9 tahun yang bercita-cita sebagai pembalap. 

Sayang, Vanellope merupakan (glitch) karakter game yang gagal diprogram secara baik, hingga diperlakukan seperti Ralph dalam game-nya.

Vanellope berjanji akan memberikan medalinya jika Ralph membantu memenangkan lomba balap. Merasa senasib, Ralph pun mengiyakannya.

Sayang, Ralph meninggalkan permainan asalnya. Sang pemilik ding dong pun merasa permainan konsol tersebut sudah rusak dan saatnya ditiadakan dari tempat tersebut. Felix memutuskan untuk mencari Ralph. Berhasilkah Felix menemukan Ralph sebelum permaianan konsol itu dicabut untuk selamanya? Atau Ralph tetap bertahan untuk mendapatkan terlebih dulu medalinya dengan membantu Vanellope?

Secara keseluruhan, Wreck it Ralph film animasi yang bisa dinikmati oleh keluarga. Rich Moore yang ditunjuk untuk duduk di bangku sutradara secara pintar mengemas cerita, dari humor segar yang disebar sepanjang film. Ia juga berhasil menghadirkan nuansa batin yang mengharu biru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar