Perilaku sexual yang sehat bertanggung merupakan tujuan dari
perkembangan seksualitas remaja. Sex yang sehat secara Fisik artinya
tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan sebelum menikah,
tidak menyakiti dan merusak kesehatan orang lain. Sehat secara psikologi
artinya mempunyai integritas yang kuat (kesesuaian antara nilai, sikap,
dan perilaku), mampu mengambil keputusan dan mempertimbangkan segala
resiko yang bakal dihadapi dan siap atas segala resiko dari keputusan.
Sehat secara sosial artinya mampu mempertimbangkan nilai-nilai sosial
yang ada disekitarnya dalam menampilkan perilaku tertentu (agama, budaya
dan sosial), mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan nilai dan
norma yang diyakini.
Jadi perilaku seks yang sehat dan bertanggung
jawab adalah perilaku yang dipilih berdasarkan pertimbangan secara
fisik, sosial, dan agama serta psikologis.
Perilaku Seksual yang menyimpang
Dapat dilihat dari tiga kategori :
1. Dari cara penyaluran dorongan seksualnya :
• Masochisme X Sadisme : Mendapatkan kepuasan dengan siksaan secara fisik atau mental.
• Eksibitionisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain.
• Scoptophilia : Mendapatkan kepuasan seks dari melihat aktivitas seksual.
• Voyeurisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat orang telanjang.
•
Troilisme : Perilaku seks yang membagi partner seksual dengan orang
lain sementara orang lain menonton. Biasanya pasangan yang melakukan
aktivitas seksual pada waktu dan tempat yang sama sehingga bisa saling
menonton.
• Transvestisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan memakai pakaian dari lawan jenisnya.
• Seksualoralisme : Mendapatkan kepuasan seks dari aplikasi mulut pada genitilia partnernya.
• Sodomi atau seksual analisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan melakukan hubungan seksual melalui anus.
2. Dari orientasi atau sasaran seksual yang menyimpang
• Pedophilia : Seseorang dewasa mendapat kepuasan seks dari hubungan dengan anak-anak.
• Bestiality : Mendapatkan kepuasan seks dari hubungan dengan binatang
• Zoophilia : Mendapatkan kepuasan dengan melihat aktivitas seksual dari binatang
• Necriphilia : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat mayat, coitus dengan mayat.
•
Pornography : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat gambar porno
lebih terpenuhi dibandingkan dengan hubungan seksual yang normal.
• Fetishisme : Pemenuhan dorongan seksual melalui pakaian dalam lawan jenis.
• Frottage : Mendapatkan kepuasan seks dengan meraba orang yang disenangi dan biasanya orang tersebut tidak mengetahuinya.
•
Saliromania : biasanya pada lelaki yang mendapatkan kepuasan seks
dengan mengganggu atau mengotori badan/pakaian dari partnernya.
• Gerontoseksuality : Seorang pemuda lebih senang melakukan hubungan seks dengan perempuan yang berusia lanjut.
• Incest : Hubungan seksual yang dilakukan antara dua orang yang masih satu darah.
• Obscentity : Mendapatkan kepuasan seks dengan mendengarkan perkataan atau gerak gerik dan gambar yang dianggap menjijikkan.
• Mysophilia, coprophilia dan Urophilia : Senang pada kotoran, faeces dan urine.
• Masturbasi : Mendapatkan kepuasan seks dengan merangsang genitalnya sendiri.
3. Dilihat dari tingkat penyimpangan, keinginan, dan kekuatan dorongan seksual :
• Nymphomania : Seorang wanita yang mempunyai keinginan seks yang luar biasa atau yang harus terpenuhi tanpa melihat akibatnya.
• Satriasis : Keinginan seksual yang luar biasa dari seorang lelaki.
• Promiscuity dan prostitusi : Mengadakan hubungan seksual dengan banyak orang.
• Perkosaan : Mendapatkan kepuasan seksual dengan cara paksa.
Untuk lebih jelasnya ada beberapa gangguan seksual yang bisa berhubungan dengan penyimpangan perilaku seksual, yaitu :
1.
Gangguan Identitas Jenis : Adanya ketidakesuaian antara alat kelamin
dengan identitas kelamin yang terdapat pada diri seseorang.
2.
Parafilia (Deviasi Seks) : Adalah gangguan seksual karena pada penderita
seringkali menghayalkan perbuatan seksual yang tidak lazim, sehingga
khayalan tersebut menjadi kekuatan yang mendorong penderita untuk
mencoba dan melakukan aktivitas yang dikhayalkannya.
3. Disfungsi
Psikoseksual : Adanya hambatan pada selera/minat seksual atau terdapat
hambatan pada perubahan psikofisiologik, yang biasanya terjadi pada
orang yang sedang bergairah seksual. Misalnya hambatan selera seksual,
hambatan gairah seks (Impoten, dan firgiditas), hambatan orgasme,
ejakulasi prematur, dispareunia fungsional, vaginismus fungsional.
4.
Ganguan seksula pada remaja : Seringkali dijumpai ganmgguan seksual
pada masa remaja seperti ejakulasi dini atau impotensi, bisa juga
dijumpai adanya hambatan selera seksual dan hamabtan gairah seksual.
Libido seksual yang rendah dan kecemasan yang berkaitan dengan seks,
seperti vaginismus. Namun sebagian dari gangguan tersebut belum bersifat
permanen melainkan bersifat situasional dan belum bisa dikategorikan
sebagai kelainan. Hal ini disebabkan kecemasan dan perasaan bersalah
yang begitu kuat, sehingga bisa menghambat dorongan seksual karena
status yang belum membolehkan untuk melakukan hubungan seksual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar