Kata aborsi diserap dari bahasa
Inggris yaitu abortion yang berasal dari bahasa latin yang berarti
pengguguran kandungan atau keguguran. “ abortion is the termination of a
pregnancy after, accompanied by, resulting in, or closely followed by
the death of the embryo or fetus: as a :spontaneous expulsion of a human
fetus during the first 12 weeks of gestation b : induced expulsion of a
human fetus c : expulsion of a fetus by a domestic animal often due to
infection at any time before completion of pregnancy.”[1]
Definisi aborsi adalah
penghentian kehamilan dengan alasan apapun sebelum buah kehamilan dapat
bertahan hidup di luar kandungan ibunya. “The term "abortion" refers to
the termination of pregnancy from whatever cause before the fetus is
capable of extrauterine life. "Spontaneous abortion" refers to those
terminated pregnancies that occur without deliberate measures, whereas
"induced abortion" refers to termination of pregnancy through a
deliberate intervention intended to end the pregnancy.” (WHO, 1994
Dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana, disebutkan bahwa aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu) atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang
dari 20 minggu).
Sedangkan dunia kedokteran
berpendapat bahwa janin yang lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 500 gram tidak mungkin hidup di luar kandungan, Karena janin
dengan berat badan 500 gram sama dengan usia kehamilan 22 minggu, maka
kelahiran janin di bawah 22 minggu dianggap sebagai aborsi.
Berdasarkan alasannya, aborsi dibagi menjadi 2 jenis,yaitu :
1. Spontaneous Abortion
Aborsi spontaneous atau dikenal
sebagai keguguran merupakan proses keluarnya embrio atau fetus akibat
kecelakaan, ketidaksengajaan atau penyebab alami lainnya yang
mengakibatkan terhentinya kehamilan sebelum minggu ke-22.[2] Aborsi
spontan merupakan proses yang terjadi sendiri tanpa campur tangan
manusia.
Secara global, 10%-50% kehamilan
berakhir dengan keguguran, tergantung usia dan kesehatan perempuan
hamil[3]. Kebanyakan keguguran terjadi di masa awal kehamilan, pada
kebanyakan kasus biasanya perempuan bahkan tidak menyadari dirinya
sedang hamil. Sebuah riset menunjukan bahwa 61.9% keguguran terjadi
sebelum kehamilan berusia 12 minggu, dan 91,7% diantaranya terjadi tanpa
sepengetahuan si perempuan[4].
Berdasarkan pengeluaran hasil konsepsi, Aborsi spontan terbagi menjadi [5]:
a) Abortus Incompletus
yaitu pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Apabila sebagian dari buah kehamilan sudah
keluar dan sisanya masih berada dalam rahim, perdarahan yang terjadi
biasanya cukup banyak namun tidak fatal. Untuk pengobatan, perlu
dilakukan kuret secepatnya. (Inna Hudaya, 2009 :11)
b) Abortus Completus
yaitu pengeluaran keseluruhan
buah kehamilan dari rahim. Keadaan demikian biasanya tidak memerlukan
pengobatan karena semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. (Inna Hudaya,
2009 :11)
c) Missed Abortion
Istilah ini dipakai untuk keadaan
di mana hasil pembuahan yang telah mati tertahan dalam rahim selama 8
minggu atau lebih. Penderitanya biasanya tidak menderita gejala, kecuali
tidak mendapat haid. Kebanyakan akan berakhir dengan pengeluaran buah
kehamilan secara spontan dengan gejala yang sama dengan abortus yang
lain. (Inna Hudaya, 2009 :11)
2. Abortus Provocatus adalah
proses penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan, yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan tertentu.
Berdasarkan alasannya, Abortus Provocatus dapat dikategorikan menjadi :
a) Abortus Therapeuticus
yaitu pengakhiran kehamilan pada
saat di mana janin belum dapat hidup demi kepentingan kesehatan si ibu,
yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut[6]
- Abortus yang mengancam (threatened abortion), disertai dengan perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion). Tindakan ini dilakukan karena keberadaan janin mengancam keselamatan si ibu.
- Mola Hidatidosa atau hidramnion akut. Hidramnion adalah keadaan kehamilan di mana air ketuban diproduksi secara berlebihan (lebih dari 2000cc), sehingga berpotensi menimbulkan infeksi bagi janin dan membahayakan keselamatannya.
- Infeksi rahim akibat tindakan aborsi yang tidak aman (unsafe abortion), yang dilakukan pada kehamilan sebelumnya.
- Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks, atau kondisi di mana kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh, seperti kanker payudara.
- Prolaps uterus gravid (kehamilan di mana posisi rahim turun akibat adanya tekanan intra-abdomen) yang tidak bisa diatasi.
- Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
- Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis (radang pada ginjal), tuberkulosis paru aktif, toksemia gravidarum (kondisi di mana kehamilan mengalami keracunan) yang berat.
- Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol, yang disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dll.
- Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
- Hiperemesis gravidarum (mual-muntah yang parah sehingga perempuan mengalami penurunan berat badan drastis dan dehidrasi) dan chorea gravidarum (Kondisi kehamilan di mana terjadi kontraksi otot di bagian tubuh tertentu akibat eclampsia atau kaki gajah.
- Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus, calon pelaku harus berkonsultasi dengan psikiater.
b) Eugenic Abortion
Aborsi jenis ini adalah prosedur
pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat. Sebelumnya, dokter
harus benar-benar telah melakukan pemeriksaan mengenai keadaan janin.
(Inna Hudaya, 2009 :14)
c) Abortus non-therapeticus
Aborsi yang sengaja dilakukan
tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya alasan perempuan
melakukan aborsi ini adalah karena ketidaksiapan menjadi orang tua, baik
itu secara psikis ataupun ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar