Kamis, 10 Januari 2013

Herpes zoster

Herpes zoster adalah lepuhan kulit yang disebabkan oleh kebangkitan kembali virus varisela-zoster yang menetap laten di akar saraf. Virus varisela-zoster adalah virus yang juga menyebabkan cacar air. Siapa pun yang pernah menderita cacar air di masa lalu dapat terkena herpes zoster. Penyakit ini sangat berbeda dengan herpes genital, yang merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual.
Hampir setiap orang pernah terkena cacar air dalam hidupnya (biasanya saat masih anak-anak). Virus ini tidak sepenuhnya pergi setelah cacar air Anda menghilang. Sejumlah virus tetap bertahan di akar-akar saraf. Mereka tidak menimbulkan kerusakan dan gejala. Karena suatu hal, virus ini kembali berkembang biak dan merangsek menuju kulit sehingga menyebabkan herpes zoster.

Gejala

Pada permulaannya, herpes zoster akan menyebabkan sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa dirasakan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Nyeri akan terasa di bagian tubuh Anda yang sarafnya terpengaruh. Nyeri ini berkisar dari ringan sampai berat berupa rasa pegal, terbakar atau menusuk-nusuk. Kulit di bagian tubuh yang terkena biasanya terasa lunak.
Beberapa hari kemudian timbullah bintik kecil kemerahan pada kulit. Bintik-bintik ini lalu berubah menjadi gelembung-gelembung transparan berisi cairan, persis seperti pada cacar air namun hanya bergerombol di sepanjang kulit yang dilalui oleh saraf yang terkena. Bintik-bintik baru dapat terus bermunculan dan membesar sampai seminggu kemudian. Jaringan lunak di bawah dan di sekitar lepuhan dapat membengkak untuk sementara karena peradangan yang disebabkan oleh virus.
Gelembung kulit ini mungkin terasa agak gatal sehingga dapat tergaruk tanpa sengaja. Jika dibiarkan, gelembung akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak berwarna gelap di kulit (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar tanpa meninggalkan bekas. Namun, jika gelembung tersebut pecah oleh garukan, keropeng akan terbentuk lebih dalam sehingga mengering lebih lama. Kondisi ini juga memudahkan infeksi bakteri. Setelah mengering, keropeng akan meninggalkan bekas yang dalam dan dapat membuat parut permanen.
Virus varisela-zoster umumnya hanya mempengaruhi satu saraf saja, pada satu sisi tubuh. Sesekali, dua atau tiga syaraf bersebelahan dapat terpengaruh. Saraf di kulit dada atau perut dan wajah bagian atas (termasuk mata) adalah yang paling sering terkena. Herpes zoster di wajah seringkali menimbulkan sakit kepala yang parah. Otot-otot wajah juga untuk sementara tidak dapat digerakkan.

Siapa yang dapat terkena?

Herpes zoster dapat terjadi pada siapa pun di usia berapapun. Sekitar 1 dari 5 orang pernah terkena herpes zoster pada suatu saat dalam hidupnya. Meskipun jarang terjadi, seseorang bisa terkena herpes zoster lebih dari sekali. Dalam kebanyakan kasus, serangan herpes zoster terjadi tanpa alasan yang jelas. Kadang-kadang stres atau sakit dapat menjadi pemicunya. Herpes zoster lebih umum pada orang yang berusia di atas 50 tahun dan yang memiliki sistem kekebalan lemah, misalnya penderita HIV/AIDS atau mereka yang sistem kekebalannya ditekan untuk pengobatan kanker.
Bila Anda belum pernah menderita cacar air, Anda akan terkena cacar air bila tertular varisela zoster dari penderita herpes zoster. (Anda tidak bisa terkena herpes zoster dari penderita herpes zoster).  Virus ini menular melalui kontak langsung dengan kulit yang terkena. Namun, kebanyakan orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua pernah menderita cacar air sehingga kebal terhadapnya.

Komplikasi

Herpes zoster tidak menimbulkan komplikasi pada kebanyakan orang. Bila timbul komplikasi, hal-hal berikut dapat terjadi:
  1. Neuralgia pasca herpes. Ini adalah komplikasi yang paling umum. Nyeri saraf (neuralgia) akibat herpes zoster ini tetap bertahan setelah lepuhan kulit menghilang. Masalah ini jarang terjadi pada orang yang berusia di bawah 50. Rasa nyeri biasanya secara bertahap menghilang dalam satu bulan tetapi pada beberapa orang dapat berlangsung berbulan-bulan bila tanpa pengobatan.
  2. Infeksi kulit. Kadang-kadang lepuhan terinfeksi oleh bakteri sehingga kulit sekitarnya menjadi merah meradang. Jika hal ini terjadi maka Anda mungkin perlu antibiotik.
  3. Masalah mata. Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan peradangan sebagian atau seluruh bagian mata yang mengancam penglihatan.
  4. Kelemahan/layuh otot. Kadang-kadang, saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan saraf sensorik yang sensitif. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan (palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf.
  5. Komplikasi lain. Misalnya, infeksi otak oleh virus varisela-zoster, atau penyebaran virus ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yang sangat serius tapi jarang terjadi. Penderita herpes zoster dengan sistem kekebalan tubuh lemah lebih berisiko mengembangkan komplikasi langka ini.

Pengobatan

Herpes zoster biasanya sembuh sendiri setelah beberapa minggu. Biasanya pengobatan hanya diperlukan untuk meredakan nyeri dan mengeringkan inflamasi.
  1. Pereda nyeri. Salah satu masalah terbesar herpes zoster adalah rasa nyeri. Nyeri ini kadang-kadang sangat keras. Parasetamol dapat digunakan untuk meredakan sakit. Jika tidak cukup membantu, silakan tanyakan kepada dokter Anda untuk meresepkan analgesik yang lebih kuat.
  2. Antivirus. Dalam beberapa kasus, obat antivirus seperti asiklovir, famsiklovir, dan valaciclovir mungkin diberikan. Obat-obat tersebut tidak membunuh virus tapi menghambat perkembangbiakan virus. Dengan demikian, tingkat keparahan serangan herpes zoster dapat diminimalkan. Obat antivirus paling berguna pada tahap awal ruam (dalam 3 hari setelah ruam muncul). Namun, dalam beberapa kasus dokter mungkin tetap memberikan obat antivirus bahkan setelah 3 hari perkembangan ruam, terutama pada orang tua dengan herpes zoster parah, atau jika mempengaruhi mata. Obat antivirus tidak disarankan untuk semua pasien. Misalnya, remaja dan anak-anak yang terkena herpes zoster di perut seringkali hanya memiliki gejala ringan dan berisiko rendah terkena neuralgia pasca herpes. Dalam situasi ini obat antivirus tidak diperlukan.
  3. Steroid. Steroid membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan lepuhan. Namun, penggunaan steroid untuk herpes zoster masih kontroversial. Steroid juga tidak mencegah neuralgia pasca herpes.

Pencegahan

Herpes zoster hanya dapat dicegah jika Anda tidak pernah memiliki cacar air, atau jika Anda memiliki kekebalan sangat baik terhadap virus cacar air. Pencegahan yang lebih aktif adalah dengan imunisasi cacar air.

Tips perawatan

  1. Nyeri awal dapat berkurang dengan mengompres bagian badan yang terkena dengan es batu (yang dibungkus dalam kain atau plastik).
  2. Tetaplah mandi seperti biasa, karena bakteri di kulit dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air.
  3. Hindari pecahnya gelembung cacar air agar tidak meninggalkan parut permanen dengan:
    • Tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras setelah mandi.
    • Memberikan bedak talk yang mengandung menthol atau salisil pada lepuhan untuk mengurangi gatal.
    • Menutup lepuhan dengan kain kasa yang lembut.
    • Memakai pakaian katun yang longgar untuk mengurangi gesekan dengan kulit yang terkena.
    • Cuci tangan Anda dengan sabun dan air jika Anda telah menyentuh lepuhan kulit. Hindari bersentuhan dengan bayi dan anak-anak yang belum menderita cacar air, wanita hamil, orang yang sakit serius, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  4. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji, sirsak, pepaya dan tomat merah meningkatkan kekebalan tubuh dan kelembaban kulit yang mempercepat penyembuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar