Jumat, 11 Januari 2013

Demam Tifoid

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Demam Tifoid


Pengertian dari demam Tifiod adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Salmonella typhi. Penyakit ini merupakan penyakit endemis di negara-negara yang memiliki sistem sanitasi dan lingkungan yang buruk seperti di kebanyakan negara-negara berkembang.
Berikut adalah penyebab demam Tifoid:

1. Tidak membiasakan cuci tangan pakai sabun setelah buang air kecil atau besar.

Hal ini dapat menyebabkan bakteri Tifoid dengan mudah tersebar ke dalam makanan dan minuman karena bakteri tifiod bisa kita temukan di dalam air kemih dan tinja penderita.  Karena itulah biasakan cuci tangan pakai sabun setelah buang air kecil atau besar dan sebelum menyentuh makanan.

2. Penyebaran bakteri melalui lalat

Lalat adalah hewan yang terbiasa di hidup di lingkungan yang kurang bersih. Bila lalat menyentuh tinja penderita lalu kemudian menyentuh makanan, bakteri Salmonella typhi bisa dengan langsung menyebar di makanan tersebut. Karena itu tutup makanan dengan tudung saji agar terhindar dari lalat.
Gejala demam Tifoid akan mulai timbul secara bertahap dalam 8 sampai 14 hari setelah penderita terinfeksi. Berikut adalah gejala-gejalanya:
  1. Sakit kepala
  2. Nyeri sendi
  3. Sakit tenggorokan
  4. Sembelit
  5. Penurunan nafsu makan
  6. Nyeri perut
  7. Demam
  8. Sakit kepala
  9. Terkadang penderita juga akan merasa nyeri saat buang air kecil dan batuk yang disertai darah yang keluar dari hidung.
  10. Timbul bintik-bintik kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua selama 2-5 hari (hanya terjadi pada sekitar 10% penderita demam Tifoid).
Demam Tifoid dapat disembuhkan dengan pengobatan sebagai berikut:
  1. Istirahat total (tirah baring) selama 2 minggu.
  2. Mengkonsumsi antibiotik yang tepat. Biasanya penderita demam Tifoid diberi kloramfenikol 100mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10 hari. Antibiotik jenis ini tidak bisa diberikan bila jumlah leukosit penderita < 2000 ul. Penisilin atau kotrimoksazol bisa juga digunakan untuk pasien yang alergi.
Terkadang makanan akan diberikan melalui infus sampai tubuh penderita mampu mencerna makanan padat. Antiobiotik berspektrum luas akan diberikan bila terjadi perforasi usus. Dan pembedahan mungkin perlu dilakukan agar bagian usus yang mengalami perforasi dapat diperbaiki atau diangkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar